Breaking News
recent

.

Tips Fotografi Pemula Versus Imajinasi I CLICK PHOTOPEDIA


CLICK PHOTOPEDIA - Bukan tanpa alasan kenapa ulasan kali ini kita beri " Tips Fotografi Pemula Versus Imajinasi".Coba bayangkan dari berbagai topik bahasan  yang ada  mengenai trik dan tips fotografi dari mesin pencarian google,google trends, dan banyak lagi yang lainnya, kawan-kawan semua dapat dengan mudah mencari referensi mengenai topik ini (ada jutaan karakter disana) mengenai trik dan tips fotografi. Maka buat apalagi kita menambahnya. Berawal dari itulah ulasan ini muncul. Sepertinya gejala teknikiisme semakin menggila karena penyatuan referensi yang sama dan pada akhirnya kita terus membenarkan diri untuk terus mengupgrade peralatan di dalam drybox kita masing-masing tanpa berpikir sedikit pun untuk mencoba  mengupgrade imajinasi kita.

Imajinasi lebih penting dari pengetahuan (Albert Einstein). Saya kira apa yang diutarakan  Einstein memanglah sangat benar adanya, bagaimana dengan kawan-kawan semua?. Tidak bermaksud mengajak berpikir lebih keras, tapi temukanlah alasannya kenapa buku manual kamera selalu disertakan ketika kita membeli kamera.

Seorang seniman fotografi sejati adalah Ia yang selalu gelisah mencari titik kebenaran dari kejujuran karya yang dihasilkannya. Titik kebenaran itu pada dasarnya  berpijak pada apa yang lebih naluriah dimiliki manusia dari pada kamera sebagai alat produksi saja. Kita akan menemui banyak pertanyaan yang mendasar dari topik yang kita bahas kali ini, pertanyaan-pertanyaan itu sebagai berikut :

APA ITU KAMERA 
- Kamera adalah Sebuah alat yang digunakan untuk memproyeksi suatu objek bidik sehingga menghasilkan sebuah gambaran sebagai bukti autentik.

MENGAPA HARUS KAMERA?
APAKAH BISA MEMPROYEKSIKAN SUATU OBJEK TANPA KAMERA?
- Jawabannya Bisa. Seperti yang kita tahu manusia mengalami fase perkembangan yang sangat maju. Pada fase kehidupan di zaman batu ( megalitikum), sains akan  proyeksi seperti yang kita ulas pada pertanyaan pertama sudah mulai dikenal Manusia jauh sebelum kamera itu sendiri lahir dan berproduksi. Banyaknya penemuan-penemuan akan situs-situs purbakala yang memuat gambaran kehidupan masa lampau di dinding goa,bebatuan,kayu,dll merupakan satu bukti bahwa manusia secara alami sudah mampu memproyeksi klise klise gambaran itu melalui medianya masing-masing. apakah itu sifat dasar dari kamera kita?.

Lalu akankah pernah kita mengalami hal begini :
"Kemarin Si pulan melihat gadis cantik ditaman cinta yang begitu sangat menggoda, lalu keesokan harinya Si pulan bertemu Si Anu lalu menceritakan apa yang Ia jumpai kemarin kepada Si Anu".
Dari apa yang Sipulan ceritakan, secara mendasar pun itu merupakan bukti bahwa manusia melalui chip memory otaknya memiliki kemampuan menyimpan data lalu mengingatnya untuk diceritakan kepada lawan interaksinya ataupun media lainnya. Namun dari empirikal pengalaman Si pulan ini manusia selalu berusaha untuk dapat melegalisasikannya dari yang berawal data lisan menjadi tertulis/tergambar secara autentik.maka lahirlah media-media yang merupakan negasi dari usaha itu, seperti buku,foto,video,dll.

Lalu, setelah James Bond mengeluarkan kaca mata tembus pandangnya maka fenomena berburu kacamata ini menjadi  booming dipasaran walau sesunguhnya sangat sulit bahkan jarang atau mungkin tidak tahu apakah benar adanya, ada yang tahu dimana kita dapat membeli kaca mata itu?. Seumpama jika kita mau berpikir sejenak bahwasanya James Bond sedang memancing imajinasi kita. bagaimana tidak ?, Seorang yang berpikir liar akan gadis yang cantik dan disukainya lalu berjumpa dipantai atau kolam renang, apa yang ada diotak Seorang itu? dan pikiran kawan-kawan semua?. Sesunguhnya tanpa kaca matapun,Manusia sudah mampu menerawang apa yang tak tembus padang melalui imajinasinya. 



Dari apa yang kita ulas diatas dengan memakai dua pertanyaan mendasar, dapatlah kita renungkan bahwa kesemua sains itu lahir dari imajinasi manusia atas perantara empirikalnya dan gejala diluar Manusia itu sendiri (Alam.Udara, Cahay, dsb). Tidak ada pakem mutlak yang mengatur kehendak imajinasi lalu kenapa kita selalu berkutat pada wacana teknis saja .

Bagi Admin, syarat mendasar itu hanya ada pada penaklukan energi Waktu (shutter Speed), peluang (Diafragma), dan tingkat sensitivitas (ISO) saja ( baca juga:Memahami Kerja Kamera Terhadap Cahaya I Dasar Fotografi). Lalu selanjutnya segala tips dan teknis itu hanyalah hasil uraian dari kehendak imajinasi kita .Maka kenapa dan buat apa kita mengurung imajinasi kita sementara Seni terus mendinamiskan perkembangannya dan kita kenapa mau tersesat dilubang pencarian jati diri secara kekaryaan dan kemanusiaan.//DM




Unknown

Unknown

Related Posts:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.